Bolaang Mongondow Timur – Program Magister Pendidikan Geografi, Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo (UNG), menggelar Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) pada tanggal 8–10 Mei 2025. Kegiatan ini mengusung tema strategis “Strategi Mitigasi Bencana dan Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan” sebagai bagian dari implementasi mata kuliah Studi Kasus Pembelajaran Geografi, yang dirancang sebagai ajang kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat antara dosen dan mahasiswa.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa angkatan ke-2 dan dibimbing langsung oleh para dosen pembimbing lapangan (DPL), yakni Prof. Dr. Fitryane Lihawa, M.Si., Dr. Nawir Sune, M.Si., Dr. Eng. Sri Maryati, S.Si., Dr. Sc. Yayu Indriati Arifin, M.Si., serta Koordinator Program Studi Magister, Dr. Nurfaika, S.Si., M.Sc.

Aksi Lapangan di Tiga Lokasi Strategis

Pelaksanaan KKL tersebar di tiga titik lokasi, yakni SMAN 1 Tutuyan di Kecamatan Tutuyan, Dusun V Panang Desa Kotabunan, dan Desa Buyat Tengah di Kecamatan Kotabunan. Ketiga lokasi ini dipilih berdasarkan urgensi isu kebencanaan dan potensi pengembangan wilayahnya, baik dari sisi pendidikan, sosial, maupun lingkungan.

Di SMAN 1 Tutuyan, mahasiswa dan dosen menyelenggarakan simulasi evakuasi bencana gempa bumi yang melibatkan langsung para siswa. Kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi kebencanaan, tetapi juga melatih kesiapsiagaan siswa secara praktis dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

“Simulasi seperti ini sangat penting karena membekali siswa dengan keterampilan dasar menyelamatkan diri. Anak-anak kami jadi lebih siap secara mental dan fisik,” ujar salah satu guru pendamping dari SMAN 1 Tutuyan.

Selain itu, tim juga melakukan pemetaan lokasi rawan banjir di wilayah sekitar sekolah sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat dan dukungan terhadap perencanaan kebijakan lokal berbasis risiko.

Penelitian dan Sosialisasi: Membangun Ketahanan Komunitas

Di wilayah Kecamatan Kotabunan, tepatnya di Desa Kotabunan dan Buyat Tengah, dilakukan mini survey untuk mengidentifikasi strategi adaptasi masyarakat serta persepsi mereka terhadap upaya mitigasi bencana banjir. Kegiatan ini menjadi instrumen penting dalam menyusun basis data awal untuk riset lebih lanjut dan penguatan kebijakan mitigasi berbasis komunitas.

“Dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner, kami memperoleh gambaran awal bagaimana masyarakat beradaptasi dan sejauh mana pemahaman mereka terhadap risiko banjir. Ini sangat berharga bagi pengembangan model pendidikan kebencanaan lokal,” ungkap salah satu mahasiswa peserta KKL.

Sementara itu, program kerja lainnya berupa sosialisasi mitigasi bencana di destinasi wisata Pantai Lakban terpaksa ditunda. Akses menuju lokasi tersebut tidak memungkinkan untuk dilalui akibat tertutup endapan material luapan sungai, yang justru menjadi bukti nyata betapa urgennya mitigasi bencana di kawasan pesisir.

Kolaborasi Akademik yang Berdampak Nyata

Dr. Nurfaika, S.SI., M.Sc  selaku Koordinator Program Studi menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun sensitivitas sosial dan kapabilitas akademik mahasiswa.

“KKL ini bukan sekadar praktik lapangan, melainkan latihan konkret dalam memadukan teori geografi dengan realitas di masyarakat. Mahasiswa belajar bagaimana menghadirkan solusi berbasis ilmu untuk tantangan nyata di lapangan,” tegasnya.

Prof. Dr. Fitryane Lihawa, M.Si selaku Ketua Tim Teaching Mata Kuliah Studi Kasus S2 Pend. Geografi  juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat sensitivitas sosial dan empati akademik mahasiswa, terutama dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan kesiapsiagaan bencana.

Melalui kegiatan seperti ini, UNG terus menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi geografi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga tangguh dalam menghadapi kompleksitas sosial dan lingkungan di masa depan.